pasang iklan

Kamis, 08 Januari 2015

                                         BAB I
PENDAHULUAN

I.         TUJUAN
            Untuk mengetahui pengaruh surfaktan terhadap suatu zat
II.       TEORI
                  surfaktan ialah suatu senyawa kimia yang pada konsentrasi tertentu dapat menurunkan tegangan permukaan ccairan atau permukaan dua cairan.
                  Surfaktan bila didispersikan dalam air pada konsentrasi rendah akan berkumpul bagian polar kea rah air dan bagian non polar, keluar membentuksuatu lapisan monomolekuler.
                  Disperse molekul surfaktan ini secara termodinamika tidak stabil dimana bagian non polar mengganggu struktur air sedangkan dipihak lain bagian polar mempunyai afinitas lebih besar terhadap air. Oleh karena itu surfaktan mempunyai kecenderungan untuk membentuk misel. Konsentrasi yang terbentuk pada saat misel disebut critical micelle concentration (CMC). Sifat yang terpenting  dari micel adalah kemampuan untuk menaikan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini dikenal dengan solubilasi, diaman terjadi antara molekul zat yang sukar larut berasosiasi dengan misel surfaktanmembentuk suatu larutan yang jenih dan stabil termodinamika.



      Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat antara lain :
1.   Temperature
2.  pH
3.  terbentuknya senyawa kompleks
4.  terjadinya peristiwa solubilasi
5.  terjadinya perubahan ketetapan dielektri dengan menambah pelarut lain


III.     OBJEK
            Pengaruh penambahan Tween 80 terhadap kelarutan asam salisilat

IV.      ALAT DAN BAHAN
1.     Buret 10 ml
2.    Pipet gondok 10 ml
3.    Erlenmreyer
4.    Kertas saring
5.    Tween 80
6.    NaOH 0,1 N
7.    Asam salisilat
8.    Indicator PP
9.    Asam oksalat




BAB II
PERCOBAAN 1
   Cara kerja
A.   Pembakuan larutan NaOH
1.     Masukan larutan asam oksalat 0,1 N 10 ml dengan pipet gondok dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan satu tetes indicator pp.
2.    Titrasi dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah muda, catat hasil titrasi dan hitung normalitas NaOH
3.    Lakukan secara triplo
B.    Penetuan kadar asam salisilat dalam larutan surfaktan
1.     Buat larutan surfaktan dengan berbagai komsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dalam aquades
2.    Timbang 200 mg asam salisilat
3.    Larutan asam salisilat dalam 50 ml larutan campuran
a.    10 ml surfaktan dan 40  ml aquades
b.    20 ml surfaktan dan 30 ml aquades
c.    30 ml surfaktan dan 20 ml aquades
d.    40 ml surfaktan dan 10 ml aquades
e.    50 ml surfaktan
4.    Saring ke dalam Erlenmeyer 50 ml
5.    Tentukan kadar asam salisilat dengan cara : pipet 10 ml filtrate, masukan ke dalam erlenmeyaer, tambahkan satu tetes indicator pp, kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai merah muda. Titrasi secara triplo


6.    Lakukan percobaan blanko terhadap larutan campuran (10 ml yang di titrasi)
a.    10 ml surfaktan dan 40  ml aquades
b.    20 ml surfaktan dan 30 ml aquades
c.    30 ml surfaktan dan 20 ml aquades
d.    40 ml surfaktan dan 10 ml aquades
e.    50 ml surfaktan
7.    Buat grafik antara % surfaktan dengan % asam salisilat yang terlarut.





BAB III
HASIL PERCOBAAN
   Pembakuan NaOH
No.
Volume asam oksalat 0,1 N (ml)
Volume NaOH 0,1 N (ml)
Normalitas NaOH (N)
Ket.
I
II
III
Rata-rata

Rata-rata
1
10 ml
13,2
10,95
14,00
12,71
0,093

-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-

No.
Konsentrasi surfaktan
Volume NaOH 0,1 N (ml)
Kadar asam salisilat (%)
Ket.
I
II
III
Rata-rata
1
Blanko pelarut
9,5
8,5
9
5,83
-
-
2
Tween 0,5 %
1,2
1,75
1,2
1,38
0,0177
-
3
Tween    1 %
1,1
1,25
1,7
1,35
0,0173
-
4
Tween 1,5 %
1,1
1,25
2,5
1,61
0,0206
-
5
Tween   2  %
1,3
1,5
1,5
1,43
0,0183
-