BAB I
PENDAHULUAN
I.
TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh surfaktan
terhadap suatu zat
II. TEORI
surfaktan
ialah suatu senyawa kimia yang pada konsentrasi tertentu dapat menurunkan
tegangan permukaan ccairan atau permukaan dua cairan.
Surfaktan
bila didispersikan dalam air pada konsentrasi rendah akan berkumpul bagian
polar kea rah air dan bagian non polar, keluar membentuksuatu lapisan
monomolekuler.
Disperse
molekul surfaktan ini secara termodinamika tidak stabil dimana bagian non polar
mengganggu struktur air sedangkan dipihak lain bagian polar mempunyai afinitas
lebih besar terhadap air. Oleh karena itu surfaktan mempunyai kecenderungan
untuk membentuk misel. Konsentrasi yang terbentuk pada saat misel disebut
critical micelle concentration (CMC). Sifat yang terpenting dari micel adalah kemampuan untuk menaikan
kelarutan zat-zat yang biasanya sukar atau sedikit larut dalam pelarut yang
digunakan. Proses ini dikenal dengan solubilasi, diaman terjadi antara molekul
zat yang sukar larut berasosiasi dengan misel surfaktanmembentuk suatu larutan
yang jenih dan stabil termodinamika.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan zat antara lain :
1. Temperature
2. pH
3. terbentuknya senyawa kompleks
4. terjadinya peristiwa solubilasi
5. terjadinya perubahan ketetapan dielektri
dengan menambah pelarut lain
III. OBJEK
Pengaruh
penambahan Tween 80 terhadap kelarutan asam salisilat
IV. ALAT
DAN BAHAN
1.
Buret
10 ml
2.
Pipet
gondok 10 ml
3.
Erlenmreyer
4.
Kertas
saring
5.
Tween
80
6.
NaOH
0,1 N
7.
Asam
salisilat
8.
Indicator
PP
9. Asam oksalat
BAB II
PERCOBAAN 1
Cara kerja
A. Pembakuan larutan NaOH
1. Masukan larutan asam oksalat 0,1
N 10 ml dengan pipet gondok dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan satu tetes
indicator pp.
2. Titrasi dengan larutan NaOH
hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah muda,
catat hasil titrasi dan hitung normalitas NaOH
3. Lakukan secara triplo
B. Penetuan kadar asam salisilat
dalam larutan surfaktan
1. Buat larutan surfaktan dengan
berbagai komsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dalam aquades
2. Timbang 200 mg asam salisilat
3. Larutan asam salisilat dalam 50
ml larutan campuran
a. 10 ml surfaktan dan 40 ml aquades
b. 20 ml surfaktan dan 30 ml
aquades
c. 30 ml surfaktan dan 20 ml
aquades
d. 40 ml surfaktan dan 10 ml
aquades
e. 50 ml surfaktan
4. Saring ke dalam Erlenmeyer 50 ml
5. Tentukan kadar asam salisilat
dengan cara : pipet 10 ml filtrate, masukan ke dalam erlenmeyaer, tambahkan
satu tetes indicator pp, kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai merah muda.
Titrasi secara triplo
6. Lakukan percobaan blanko
terhadap larutan campuran (10 ml yang di titrasi)
a. 10 ml surfaktan dan 40 ml aquades
b. 20 ml surfaktan dan 30 ml
aquades
c. 30 ml surfaktan dan 20 ml
aquades
d. 40 ml surfaktan dan 10 ml
aquades
e. 50 ml surfaktan
7. Buat grafik antara % surfaktan
dengan % asam salisilat yang terlarut.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Pembakuan NaOH
No.
|
Volume asam oksalat 0,1 N (ml)
|
Volume NaOH 0,1 N (ml)
|
Normalitas NaOH (N)
|
Ket.
|
||||
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
Rata-rata
|
||||
1
|
10 ml
|
13,2
|
10,95
|
14,00
|
12,71
|
0,093
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
No.
|
Konsentrasi
surfaktan
|
Volume
NaOH 0,1 N (ml)
|
Kadar
asam salisilat (%)
|
Ket.
|
|||
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
||||
1
|
Blanko
pelarut
|
9,5
|
8,5
|
9
|
5,83
|
-
|
-
|
2
|
Tween
0,5 %
|
1,2
|
1,75
|
1,2
|
1,38
|
0,0177
|
-
|
3
|
Tween 1 %
|
1,1
|
1,25
|
1,7
|
1,35
|
0,0173
|
-
|
4
|
Tween
1,5 %
|
1,1
|
1,25
|
2,5
|
1,61
|
0,0206
|
-
|
5
|
Tween 2 %
|
1,3
|
1,5
|
1,5
|
1,43
|
0,0183
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar